perempuan berambut pirang itu membawa secawan mur
ia mengendap-endap kala fajar senyap temaram
harum semerbak aroma damar
jemari bergetar gemetar
ingin segera mencium dan meminyaki tubuh sang dayita
ia tak tahu bagaimana mencintainya karena dia adalah cinta itu
cinta itulah yang menuntun langkah ke kubur, pagi itu
tapi mengapa tirai terbuka?
ia menyelisik
hampa
dimanakah engkau, kekasihku?
kepada siapa cawan ini kutumpahkan?
rindu jadi sendu
tetiba dua rupa samar bagai kilat seputih salju di antara mata sembab perempuan berambut pirang itu berpaling,
ke mana kau sembunyikan, kekasihku?
tabir terbuka
"Rabuni," seru perempuan berambut pirang itu
"Aku tidak tahu bagaimana aku mencintainya."
Bunu, 17/04/2022
Eliaser Loinenak lahir di Puamese, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1980. Ia menulis cerpen dan puisi. Cerpennya yang berjudul Teku dan Perjalanan sempat dimuat di Pos Kupang. Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Satu Atap Sunu, Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur