KITA dan DINDING DINDING
| Oleh: Zakiyul Mubarok
bukankah kita hidup di dunia ini
dipenuhi dengan keriuhan alam semesta
tapi, kenapa kita merasa kesepian
sebegitu banyaknya kah dinding penghalang
antara aku dan dirimu kawan
Tapi…
bukannya kita sendiri yang membangun dinding dinding itu?
aku membesarkan dan menebalkan dindingku sendiri
dan engkau memperbanyak dan meninggikan dindingmu
pantas saja kita melamun, melongo dan kesepian
walau kita sering bertemu muka dan duduk berdampingan
wahai kita…
bukankah?!
mobil mewahku dan sepeda ontelmu adalah dinding tinggi
rumah bertingkat mewahmu dan gubuk reotku adalah dinding kokoh
darah birumu dengan sudraku adalah dinding yang begitu tebal
kursi jabatanmu terlalu tinggi untuk aku mendongak
dari gelaran tikar tempatku duduk bersila
gelar kesarjanaan yang sengaja dilekatkan di nama kita
telah menjadi dinding pemisah kehidupan bermasyarakat kita
engkau lebih sering bergaul dan bercengkrama dengan rekan bisnismu
dan aku lebih asyik dengan teman teman dunia mayaku
bahkan!!!???
sekolah sekolah yang kita bangun susah payah bersama sama
sebagai tempat mendidik karakter dan adab kita
telah menjadi dinding pemisah antara bergengsi dan tidak
wahai kita…
iya…. Aku dan Dirimu
Bisakah kita meruntuhkan dinding dinding pemisah ini
iya…, “kerakusan, kekikiran dan kesombongan” di dalam diri kita
Oleh: Zakiyul Mubarok
Adalah seorang yang sejak kecil suka dalam dunia puisi. Ia adalah Alumni di STKIP HAMZANWADI (Sekarang Universitas HAMZANWADI) Selong Lombok Timur NTB. Prodi Pendidikan Matematika. Antara hobi dan kesarjanaannya tidak nyambung, tapi... nggak apa apa kan?! Dan sekarang lagi belajar lagi untuk nulis puisi.